Langsung ke konten utama

kesan saya: train to busan

train to busaaaaannnn..
pertengahan 2016 rilis.

film korea ini bikin kita yang nonton bilang "cepetan-cepetan" atau "buruan"..
ini film sengaja bikin hati kita buru-buru. iyalah kudu, dikejar zombie segitu banyak.

gue gatau itu virus zombie darimana. tapi indikasinya penularannya pertama kali keliatan di kijang sebut saja. ada mobil yang ga sengaja nabrak kijang. mati berdarah-darah, eh pas ditinggal kijangnya idup lagi dengan mata yang tertutup selaput pertanda kena virus zombie.

singkat cerita, pada akhirnya virusnya kena orang-orang. ada nyentir satu zombie di kereta yang sama dengan gong yoo. singkat cerita lagi menjalarlah itu virus, setiap yang digigit jadi zombie. 1 kereta hampir semua jadi zombie. lari pukul tahan dorong sembunyi adalah aktifitas adegan rutin sepanjang film. adegan nyaris-nyaris kena gigit bikin ga ngedip.

kalau nonton train to busan mirip war of the world nya tom cruise, dimana seorang bapak mati-matian ngelindungin anaknya dari bahaya. bedanya tom cruise selamet sama anaknya. yang train to busan ini anaknya doang yang selamet sama penumpang ibu hamil.

ini bagus juga filmnya. film asia banyak peningkatan juga.
kurangnya paling di ending. itu penyelesaian infeksinya gimana. jangan cuma pukulin sama tembakin zombie, terus anaknya gong yoo di situ ketemu emaknya gak. ya paling gitu aja sih.

haeumm sekian kesannya.
udah basi juga kesan gue ini. filmnya udah lama tayang baru dikomentarin. haha..

keutt..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bibimbab versi mujigae

Makan ini bro~ Nasi aduk-aduk ala korea. Bibimbab.. yeeeeaaahh. Dulu udah pernah makan ini. Ga di foto aja. Sekarang ada kesempatan beli lagi , lebihan duit. Di foto deh. Harga 41.000 plus pajak. Isinya nasi , daging giling, wortel, toge, timun, telor, ditambah saos merah ala korea. Side dishnya fried chicken disaosin dan kimchi. Rasanya enak kok. Wajib coba. Udah disesuaikan sama lidah indonesia. Kalau yang asli koreanya gatau gue. Biar merah merona ga pedes sama sekali. Hehehe..

Slonong boy,, dropshipper

Gue sebelumnya gatau istilah ini. Tapi sekarang gue jadi paham, bisa dibilang begitu. Karena kondisi ketidaktahuan saya. Dropshipper itu macem perantara antara penjual dan pembeli. Berperan pula jadi sales. Bedanya, kalo ada barang terjual, nama pengirimnya bukanlah yang punya barang, saat dicatat di agen ekspedisi tapi nama si perantara tadi. Karena pembeli cuma tau si dropshipper nya. Yang saya ga suka dari praktek ini. Saya sebagai pemilik produk merasa jadi "pesuruh" si perantara. Masalahnya, si dropshipper ini tipe slonong boy. Di situs jual beli, dia, tanpa omongan apa-apa, mengklaim dirinya dropshipper yang membeli produk yang saya jual. Saya gatau dia mengiklankan yang bagaimana. Apakah mengambil gambar dan deskripsi dari saya, "tanpa ijin saya".. Atau mengambil katalog barang dari penjual yang lain dengan atau tanpa ijin atau ngambil googling atau punya sendiri tapi dia lagi kehabisan barang, jadinya beli ke saya. Sangat ga jelas sekali asal usulnya. ...

Pho, mie vietnam

Kulineran lagi.. "Kanker" ni kantong.. T_T Gue laper banget meeennn~ cuma minum air putih doang pas berangkat. Gue memutuskan makanan yang mengenyangkan.. Phooo~ Photaichin namanya IDR 44.000 ++ Ukuran small, smallnya aja gede, gimana yang big. Kenyang banget pastinya. Ini mie vietnam dengan irisan daging tipis2 tapi lumayan banyak irisannya. Mienya putih soft gitu, lembut, rasanya ga strong. Jadi makan banyak juga ga bakal begah. Dan.. Gue penasaran sama ini juga. Taraaaa~~~ Lumpia basah bahasa indonesianya. Bahasa kerennya fresh spring roll with shrimp. Wailah. Ini tuh, gara2 gue pengen ngerasain paper rice. Iya, pembungkusnya itu, pembungkusnya itu paper rice direndam air panas, setelah lentur nanti bisa buat bungkus. Isiannya, bihun, selada, udang. Ga puas sama makanan ini karena porsi bihunnya kebanyakan, tapi lumayan ketolong kok sama saosnya yang enak. Nah, ada lagi yang menarik perhatian gue. Tisu basah... Tisu basah buat elap-elap tangan....