Langsung ke konten utama

Cara Menggunakan Vending Machine Commuter Line

Kabar gembira !!!
Sekarang2 ini. Klo beli tiket commuter line udah canggihan loh, ga harus beli di mba/mas kasir tiket loh. Sekarang bisa pakai vending machine!

Vending machine apaan sih?
Mesin penjual otomatis. Self service lah intinya.

Yang dibawa apa aja?
Pertama, bawa duit (hehe~ ud pada tau yak) .. Duit kertas yang fisiknya masih ok ya. Koin juga bisa sih tapi cuma koin Rp1000 atau Rp 500 aja.

Kedua, bawa kartu multi trip/KMT (kartu yang warnanya item, bagi yang ud punya)
~atau~
bawa kartu single trip (kartu putih atau THB namanya) dr perjalanan sebelumnya.
~atau~
ga bawa kartu apa2 juga ga apa2, kan bisa dibeli THB di vending machine itu.

Klo yang multi trip masih ke loket kasir untuk membeli kartu perdananya. Klo ga salah ya.

Aslinya ga ribet kok pakai vending machine ini. Ya paling awal2 agak kegok takut salah pencet. Kan belum apal posisi yang mau ditouch di layar monitornya.

Berdasarkan pengalaman, yang multi trip item, itungannya nge-top up alias ngisi saldo.

Caranya?
Pertama, taruh kartunya di "mesin"nya (agak menjorok ke dalem posisinya, ada tulisannya kok taruh dimana, bukan kayak atm ya, yang kartunya masuk ke mesin).

Kedua, masukin duitnya (ada slotnya)..
Masukin minimal 5.000, max 100.000..
Klik "ya" (ada konfirmasi duit yang dimasukin tadi).. Sampai ada tulisan transaksi berhasil. Selesai deh.

Terus kalau yang kartu single trip gimana?

Berhubung belum pernah coba, jadinya gue gatau persis tapi tenang karena gue tau teorinya. Simak penjelasan dibawah.

Ini cara beli kartu single trip/THB, isi ulang single trip, atau refund.

Gue fotoin cara menggunakannya biar lebih jelas yaa~. *dari tadi kek kkkk~~ (klo gue foto daritadi, jadi dikit dong isi postingan gue wkwkwk maksa)


Step-stepnya jelas kok.


Rutenya ini, ini nanti di klik bagi yang beli single trip.

Jangan anggep sepele, yang penting nyimak. Biar ga gaptek di depan umum, biar lebih cepat juga, kan kasian yang ngantri di belakang anda. Oiya, Mesinnya bisa kembalian juga ini, jadi jangan tinggal2 aj klo anda punya kembalian. Nanti yang untung yang dibelakang anda.

Sekian.
Annyeong^^

posted from Bloggeroid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mi item william wongso dan vanila cream frappucino starbucks

Haha~ kulineran again. :( duit lagi. Gue suka warna hitam, jadi apapun makanan atau minuman yang berwarna hitam dan aman bagi tubuh, gue usahain mencobanya dengan nabung ekstra. Kali ini gue nyoba mi item karya pak William Wongso, pakar kuliner Indonesia. Kalian bisa mengunjungi restoran hidangan Indonesianya di sini. Alamat dan menu-menu umum dibeli udah langsung ada di meja sepertinya. Sepertinya? Iya baru pertama kali. Tau dari mana? Tau dari searching tenant-tenant yang ada di mall kemudian nemu dah makanan hitam di sini. Menu yang ane pilih adalah ... Jenjeng! Wmiitem aglio olio Total IDR 46.000.. Harga aslinya 38.000 sekian. Servicenya 10% dan ditambah ppn. Ya jadi segitulah. Mahal juga ya. Kalian lihatkan mi nya item, porsinya pas, dan itu enak, ada potongan daging ayamnya yang banyak dan gede tapi bumbunya ga meresap sempurna. Kalau dikunyah dominan daging ayam tanpa bumbu. Pakai keju, ini bikin makanan asin gurih-gurih. It's oke lah, terus pakai cabai-c...

Bibimbab versi mujigae

Makan ini bro~ Nasi aduk-aduk ala korea. Bibimbab.. yeeeeaaahh. Dulu udah pernah makan ini. Ga di foto aja. Sekarang ada kesempatan beli lagi , lebihan duit. Di foto deh. Harga 41.000 plus pajak. Isinya nasi , daging giling, wortel, toge, timun, telor, ditambah saos merah ala korea. Side dishnya fried chicken disaosin dan kimchi. Rasanya enak kok. Wajib coba. Udah disesuaikan sama lidah indonesia. Kalau yang asli koreanya gatau gue. Biar merah merona ga pedes sama sekali. Hehehe..

Slonong boy,, dropshipper

Gue sebelumnya gatau istilah ini. Tapi sekarang gue jadi paham, bisa dibilang begitu. Karena kondisi ketidaktahuan saya. Dropshipper itu macem perantara antara penjual dan pembeli. Berperan pula jadi sales. Bedanya, kalo ada barang terjual, nama pengirimnya bukanlah yang punya barang, saat dicatat di agen ekspedisi tapi nama si perantara tadi. Karena pembeli cuma tau si dropshipper nya. Yang saya ga suka dari praktek ini. Saya sebagai pemilik produk merasa jadi "pesuruh" si perantara. Masalahnya, si dropshipper ini tipe slonong boy. Di situs jual beli, dia, tanpa omongan apa-apa, mengklaim dirinya dropshipper yang membeli produk yang saya jual. Saya gatau dia mengiklankan yang bagaimana. Apakah mengambil gambar dan deskripsi dari saya, "tanpa ijin saya".. Atau mengambil katalog barang dari penjual yang lain dengan atau tanpa ijin atau ngambil googling atau punya sendiri tapi dia lagi kehabisan barang, jadinya beli ke saya. Sangat ga jelas sekali asal usulnya. ...