Gue sebelumnya gatau istilah ini. Tapi sekarang gue jadi paham, bisa dibilang begitu. Karena kondisi ketidaktahuan saya.
Dropshipper itu macem perantara antara penjual dan pembeli. Berperan pula jadi sales. Bedanya, kalo ada barang terjual, nama pengirimnya bukanlah yang punya barang, saat dicatat di agen ekspedisi tapi nama si perantara tadi. Karena pembeli cuma tau si dropshipper nya.
Yang saya ga suka dari praktek ini. Saya sebagai pemilik produk merasa jadi "pesuruh" si perantara. Masalahnya, si dropshipper ini tipe slonong boy. Di situs jual beli, dia, tanpa omongan apa-apa, mengklaim dirinya dropshipper yang membeli produk yang saya jual.
Saya gatau dia mengiklankan yang bagaimana. Apakah mengambil gambar dan deskripsi dari saya, "tanpa ijin saya".. Atau mengambil katalog barang dari penjual yang lain dengan atau tanpa ijin atau ngambil googling atau punya sendiri tapi dia lagi kehabisan barang, jadinya beli ke saya. Sangat ga jelas sekali asal usulnya. Saya juga gatau dia ngaku dropshipper atau tidak ke pembeli. Kemungkinan besar sih ga ngaku, kalau ngaku, ya ga jadi beli adalah peluang besar.
Yang saya ga suka dari sistem dropshipping adalah si perantara belum pernah lihat dan pegang langsung produk yang saya beli tapi berani menjualnya ke orang lain dan mencari selisih untung antara saya dan pembeli, tentu tanpa modal. Sudah tidak pernah pegang langsung, tidak saling kenal, dan tidak ada omongnya sama sekali.
"nih, nih, nih.. Ada yang beli tuh, packing dah sono terus ke ekspedisi. Gue kan bantu lu ngiklanin".. yupp gue ngerasa seperti itu karena dropshipper ini ga ada ijin apa2 ke gue, ga ada kesepakatan. Lagian gue ga pernah minta iklanin ke dropshipper ini.
Sudahlah cukup sekali ketidaktahuan saya, berakibat gusar dihati. Saya tidak mau melakukannya lagi atas nama keuntungan. Karena berjualan, kejujuran itu diatas keuntungan. Insya Allah, Allah memberi jalan untuk orang yang lurus-lurus aja pemikirannya.
Terlibat sistem dropshipping macem begini karena ga sengaja, ga sengaja klik accept orderan, pas diliat-liat ternyata ada keterangan tambahan. Karena ga enak ati udah terlanjur, jadi gue kirim barangnya, gue mikirin pembelinya yang nungguin barang.
Setelah direnungin. Ini ga bener,, barang sampai, citra yang bagus didapet si dropshipper,, padahal kelakuan dropshippernya slonong boy, ga gerah capek2 ke ekspedisi dan packing, ga ada omongnya ke gue. Malah besoknya beli barang ke saya lagi. Dan berakhir pada penolakan dari saya..
Dropshipping yang gue baca ga haram tapi boleh asal dengan kesepakatan jelas. Berhubung dia adem ayem aja ke gue. Gue merasa ga sepakat-sepakat amat. Sepakat juga gara-gara insiden.
Bismillah, istiqomah jujur.. Yang penting berkah.
Dropshipper itu macem perantara antara penjual dan pembeli. Berperan pula jadi sales. Bedanya, kalo ada barang terjual, nama pengirimnya bukanlah yang punya barang, saat dicatat di agen ekspedisi tapi nama si perantara tadi. Karena pembeli cuma tau si dropshipper nya.
Yang saya ga suka dari praktek ini. Saya sebagai pemilik produk merasa jadi "pesuruh" si perantara. Masalahnya, si dropshipper ini tipe slonong boy. Di situs jual beli, dia, tanpa omongan apa-apa, mengklaim dirinya dropshipper yang membeli produk yang saya jual.
Saya gatau dia mengiklankan yang bagaimana. Apakah mengambil gambar dan deskripsi dari saya, "tanpa ijin saya".. Atau mengambil katalog barang dari penjual yang lain dengan atau tanpa ijin atau ngambil googling atau punya sendiri tapi dia lagi kehabisan barang, jadinya beli ke saya. Sangat ga jelas sekali asal usulnya. Saya juga gatau dia ngaku dropshipper atau tidak ke pembeli. Kemungkinan besar sih ga ngaku, kalau ngaku, ya ga jadi beli adalah peluang besar.
Yang saya ga suka dari sistem dropshipping adalah si perantara belum pernah lihat dan pegang langsung produk yang saya beli tapi berani menjualnya ke orang lain dan mencari selisih untung antara saya dan pembeli, tentu tanpa modal. Sudah tidak pernah pegang langsung, tidak saling kenal, dan tidak ada omongnya sama sekali.
"nih, nih, nih.. Ada yang beli tuh, packing dah sono terus ke ekspedisi. Gue kan bantu lu ngiklanin".. yupp gue ngerasa seperti itu karena dropshipper ini ga ada ijin apa2 ke gue, ga ada kesepakatan. Lagian gue ga pernah minta iklanin ke dropshipper ini.
Sudahlah cukup sekali ketidaktahuan saya, berakibat gusar dihati. Saya tidak mau melakukannya lagi atas nama keuntungan. Karena berjualan, kejujuran itu diatas keuntungan. Insya Allah, Allah memberi jalan untuk orang yang lurus-lurus aja pemikirannya.
Terlibat sistem dropshipping macem begini karena ga sengaja, ga sengaja klik accept orderan, pas diliat-liat ternyata ada keterangan tambahan. Karena ga enak ati udah terlanjur, jadi gue kirim barangnya, gue mikirin pembelinya yang nungguin barang.
Setelah direnungin. Ini ga bener,, barang sampai, citra yang bagus didapet si dropshipper,, padahal kelakuan dropshippernya slonong boy, ga gerah capek2 ke ekspedisi dan packing, ga ada omongnya ke gue. Malah besoknya beli barang ke saya lagi. Dan berakhir pada penolakan dari saya..
Dropshipping yang gue baca ga haram tapi boleh asal dengan kesepakatan jelas. Berhubung dia adem ayem aja ke gue. Gue merasa ga sepakat-sepakat amat. Sepakat juga gara-gara insiden.
Bismillah, istiqomah jujur.. Yang penting berkah.
posted from Bloggeroid
Komentar
Posting Komentar